BERITA TERKINI DARI :

Loading...

Jumat, 15 Oktober 2010

Home » » REALITA HUKUM ISLAM DI INDONESIA

REALITA HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Dimanapun kita hidup pasti terikat oleh sebuah peraturan, baik peraturan tersebut tertulis atau tidak tertulis ( adat istiadat ). Apapun yang kita lakukan pasti ada aturannya, kita hidup di masyarakat pasti ada aturan yang telah ditetapkan oleh aparat seperti RT ataupun RW, saat kita sholat juga ada aturannya, saat kita mengendarai kendaraan di jalan juga ada aturannya, dan lain sebagainya. Semua aturan tersebut dibuat agar tercipta sebuah kehidupan yang selaras dan harmonis di dalam semua aspek.
Mungkin terkadang semua aturan-aturan yang telah ada, terasa sangat memberatkan kita, karena sifatnya yang mengikat dan kita sebagai manusia mempunyai sifat dasar sebagai seorang pembantah.
Contoh disaat kita akan berpergian di suatu tempat dengan tergesa-gesa, tiba-tiba ditengah-tengah perjalanan ada sebuah traffic light menyala merah maka kita wajib berhenti biarpun kita tergesa-gesa.
Tidak ada yang salah dari aturan-aturan tersebut, semua aturan-aturan itu dibuat demi kebaikan kita semua. Tetapi entah kenapa aturan-aturan yang ada kita sikapi dengan rasa penolakan denagn begbagai macam alasan.
Seperti sikap terhadap aturan-aturan dan hukum di dunia yang kita sikapi dengan rasa penolakan, tak jarang kita sering menyikapi aturan-aturan dan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan rasa penolakan.
Maka tak jarang di jaman akhir ini banyak orang-orang yang meninggalkan perintah-perintah Allah seperti sholat, puasa menjahui riba dan lain sebagainya. Mungkin mereka-mereka ini merasa semua kebebasannya dibatasi dan aturan-aturan yang ada hanya sebagai beban yang mempersulit kita.
 Jika kita berfikir secara sehat, sebenarnya aturan-aturan dan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT adalah sebagai wujud rasa cinta dan kasih sayang_Nya kepada manusia sebagai semua ciptaan_Nya yang paling mulia.
Jika kita review ke belakang manusia diciptakan dari air yang hina ( mani ), air yang jika dijual tidak laku, air yang diberikan ke orang lain tidak ada yang mau, air yang jika orang melihat merasa jijik.
 Tapi dengan sifat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dijadikan kedudukan manusia paling mulia diantara semua ciptaan_Nya, hingga malaikat sujud kepada Nabi Adam a.s. sebagai nenek moyang manusia.
Maka dari itu mari kita kikis sedikit demi sedikit sifat pembangkang kita, mari kita kedepankan hati dan fikiran yang jernih serta iman kita dan kita kebelakangkan hawa nafsu kita.
Semua untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain agar hidup kita bahagia di dunia dan lebih-lebih diakhirat dengan memegang Al-Qur’an dan sunnah rasul sebagai peta, petunjuk jalan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.


Namun terlepas dari semua itu, bagi para ahli kitab sampaikanlah hukum yang sebenar-benarnya dan secara adil, tanpa ada unsur paksaan ataupun intimidasi dari pihak-pihak tertentu. Karena fatwa-fatwa tersebut digunakan sebagai pedoman dan pegangan oleh umatnya dan jangan sampai fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan menimbulkan keresahan di masyarakat, maka laknat Allah SWT siap menimpah. Seperti firman_Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 159 :
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan ( yang jelas ) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-kitab, mereka itu Dilaknati Allah dan dilaknati ( pula ) oleh semua ( makhluk ) yang dapat melaknati “.
( Q.S. Al-Baqarah : 159 )
                Maka dari itu bagi para ahli kitab sampaikanlah hukum dengan sebenar-benarnya, dan untuk penerapannya di kehidupan masyarakat kita serahkan kepada individu masing-masing, karena itu sudah menyangkut urusan pribadi dengan hakim akhirat yaitu Allah SWT, karena hakim di akhirat tidak dapat disuap seperti hakim di dunia, dan hukum diakhirat tidak dapat dibeli seperti hukum di dunia.
                Kita sebagai umat muslim seharusnya bersyukur, Nabi kita Nabi Muhammad s.a.w. mendapatkan mujizat yang tidak didapatkan oleh nabi-nabi lain berupa kitab suci Al-Qur’an yang di turunkan secara langsung oleh Allah SWT yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w. jadi kesucian kitab suci Al-Qur’an tetap terjaga.
                Seperti dijelaskan dalam pengajian rutin di masjid Al-Hidayah Karangpilang minggu lalu yang di asuh oleh Ustd. Jazuli Sholeh bahwasannya pokok yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an adalah hukum yang menjelaskan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan oleh manusia.
                Hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT tidak akan menjadikan umatnya susah, contoh perintah-perintah yang diwajibkan dalam Al-Qur’an; sholat tidak akan menjadikan orang kelelahan tetapi malah menyehatkan karena banyak melakukan gerakan, puasa tidak akan menjadikan orang sakit perut atau maag, malah digunakan dalam ilmu kedokteran, dan lain sebagainya.
Tetapi begitu juga sebaliknya yang dilarang agama seperti zina dapat mendatangkan penyakit yang mematikan, adu domba dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain selain itu dapat merusak persaudaraan serta ketentraman di dalam kehidupan bermasyarakat. seperti dalam firman_Nya dalam surat Thaha ayat 2 :
“ Kami tidak menunurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah “.
( Q.S. Thaha : 2 ).
                Maka dari itu sudah sewajibnya hukum-hukum yang terkandung alam Al-Qur’an mari disampaikan dengan sebenar-benarnya, halal sampaikanlah halal, haram sampaikanlah haram, makruh sampaikanlah makruh, dan mubbah sampaikanlah mubbah.
                Jangan sampai karena uang atau intimidasi pihak tertentu hukum-hukum Al-Qur’an direkayasah, haram dihalalkan, halal di harmkan dan makruh diharamkan, jika itu sampai dilakukan, maka tunggu azab Allah, Allah memperingatkan dalam Firman_Nya :
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit ( murah ), mereka itu sebenarnya tidak memakan ( tidak menelan ) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih “.
( Q.S. Al Baqarah : 174 )
                Semoga Allah SWT Mengampuni semua kesalahan kita, karena kita sebagai manusia tak pernah luput dari kesalahan, serta semoga Allah SWT selalu membimbing kita selalu berjalan di jalan yang diridloiNya lebih-lebih di jaman akhir ini. Amiiiiin.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by RemasHidayah