BERITA TERKINI DARI :

Loading...

Selasa, 26 Oktober 2010

Home » » PENGORBANAN SUCI

PENGORBANAN SUCI

ﺴﻣ ﺎﻠﻠﻪ ﺎﻠﺮ ﺤﻣﻦ ﺎﻠﺮ ﺤﻴﻣ

Gema takbir dan tahmid bergema di angkasa raya, menusuk dada menembus hati, penuh khusyuk dan tawadhuk, rasa syukur mengiringi hari-hari suci dalam hati. 
                Hari raya kurban, memang mengandung makna kurban, dimana waktu Nabi Ibrahim a.s. menerima ujian dari Allah untuk menguji sampai dimana keimanannya sebagai hamba Allah yang telah menyatakan Iman dan taat kepada Allah SWT.
                Sebagaimana kita ketahui bahwa ibadah haji dan kurban adalah berakar dari sejarah Nabi Ibrahim a.s. beserta istri beliau Siti Hajar dan putranya Ismail a.s. Betapa besar takwa beliau menaati perintah Allah SWT. maka dengan rela anak, istri beliau tinggalkan di lembah yang tandus, berbatu dan tidak ada sebuah pepohonan untuk berteduh serta tidak tidak ada satupun tempat untuk berlindung dari hembusan angin malam yang dingin.

                Dengan berbekal tawakal dan kesabaran, Siti Hajar hanya memakan apa yang ada ditanah yang gersang dan tandus. Ketika sang bayi menangis lantaran merasa haus dan dahaga, sedangkan tidak ada air yang dapat diminum. Maka Siti Hajar berlari kesana kemari untuk mencari air, dan akhirnya dalam lari-lari tersebut Siti Hajar melihat ada sebuah bukit, dengan hati yang senang Hajar berlari mendekati bukit tersebut, sesampainya diatas bukit tersebut  ( Shofa ) tidak ditemui sedikitpun air, dan dari puncak bukit itu Siti Hajar melihat lagi ada gumpalan air yang sangat jernih dari sebuah gunung, akhirnya Siti Hajar berlari lagi mendekati sumber air tersebut. Kejadian berlari-lari tersebut dilakukan oleh Siti Hajar sampai 7 kali.
                Dalam lari-lari tersebut Siti Hajar dikejutkan oleh suara malaikat yang memberitahukan bahwa anaknya yang menangis itu telah menggaruk-garukkan kakinya ke tanah, yang akhirnya dari tanah itu keluar air yang mengalir dengan derasnya, akhirnya sumber air yang terpancar itu berkumpul menjadi satu dan diberi nama sumur Zam-Zam.
                Dari cara perjalanannya Siti Hajar dan Ismai’il terambil bagian dari amalan ibadah Haji yang diwajibkan bagi umat Islam, misalnya lari ( sa’i ) antara bukit Shofa dan bukit Marwa sebanyak tujuh kali.
                Sudah bertahun-tahun Nabi Ibrahim pergi meninggalkan anak dan istrinya untuk menjalankan perintah Allah, namun kepergiannya yang cukup jauh tersebut Nabi Ibrahim masih ingat pada anak dan istrinya yang ditinggalkan di tanah yang tandus dan gersang tersebut semoga selamat


Setelah lama berpisah dengan anak istrinya, akhirnya Ibrahim merasa rindu untuk segera bertemu dan berkumpul dengan anak istrinya, akhirnya Ibrahim pergi untuk menemui istri dan anaknya, dan ditemuinya istrinya ditempat yang dulu sangat sepi dan tandus sekarang menjadi tempat yang ramai dan banyak dihuni oleh manusia. Sekarang tempat itu diberi nama Mekkah.




    Disuatu tempat yang bernama padang Arafah, ditempat itulah Ibrahim, Isma’il, dan Siti Hajar melepas kerinduanya, setelah itu mereka kembali ke Mekkah ( tempat dimana sumur zam-zam itu berada ), ditengah jalan mereka berhenti ( yang sekarang dinamakan Muzdalifah ), karena sangking lelahnya ditempat itu mereka berhenti dan istirahat.
    Pada saat istirahat itu, Ibrahim tidur sejenak, pada saat tidur itu Ibrahim bermimpi bahwa Allah memerintahkan untuk menyembelih Isma’il dan mimpi itu terjadi hingga tiga kali. Ketika Ibrahim terbangun dari tidurnya, hati Ibrahim berdebar-debar, rupanya ujian Allah datang lagi, dan ujian ini adalah yang paling berat yang harus dijalankan oleh Nabi Ibrahim.
    Setelah itu, Ibrahim memanggil Isma’il dan menceritakan tentang mimpi yang dialami oleh Ibrahim dan harus dilaksanakan. Mendengar cerita ayahnya tersebut, Isma’il menjawab tanpa ragu-ragu : “ Wahai Bapakku, sekiranya itu perintah Allah, maka laksanakan apa yang diperintahkanNya itu, dan insya Allah aku tetap tabah”.
      Ketika Ibrahim hendak melakukan penyembelihan, tiba-tiba tangan kiri Ibrahim yang memegang leher Isma’il diganti oleh Allah dengan hewan qurban. Penyembelihan pada diri Isma’il itu terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah dan bertempat di mina. Dan sekarang oleh umat Muhammad yang melakukan ibadah haji sama melakukan penyembelihan qurban di Mina, dan


bagi umat Islam yang tidak melakukan ibadah haji melakukan penyembelihan qurban yang didahului dengan sholat Iedhul Adha.
      Keterangan tersebut terdapat dalam Al Qur’an Surah Ash Shofat ayat 100-113, yang artinya :
      Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku          ( seorang anak ) yang termasuk orang-orang shaleh, Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai ( pada umur sanggup ) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “ Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu ! “. Ia menjawab : “ Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar “. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis ( nya ),          ( nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia : “ Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan  mimpi itu “, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu     ( pujian yang baik ) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, ( yaitu )                           “ Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim “. Demikian Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan             ( kelahiran ) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami  limpahkan keberkatan  atasnya  dan  atas  Ishaq.  Dan  di antara  anak  cucunya  ada  yang  berbuat  baik dan  ada         ( pula )  yang  zalim  terhadap dirinya sendiri dengan nyata.

  


AMALAN MULYA  BULAN DZULHIJJAH

1.                   Puasa Sunnah
            Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi : “ Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku “. Ada beberapa puasa yang dapat diamalkan pada bulan Dzulhijjah antara lain :
1.       Puasa Tarawiyah.
      Tanggal 8 Dzulhijjah.
( dalam Kitab Nihayatush Zein baik berpuasa mulai tanggal 1 sampai 8 Dzulhijjah ).
2.       Puasa ‘Arafah
      Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Puasa ini dapat melebur dosa-dosa selama satu tahun yang lalu dan satu tahun sesudahnya.

2.                   Mengumandangkan Takbir ( Takbiran )
·         Iedul Adha
            Dimulai setelah sholat subuh pada hari ‘Arafah ( tgl 9 Dzulhijjah ) sampai setelah sholat Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
·         Iedul Fitri
            Dimulai terbenamnya matahari sampai khotib sholat ied turun dari mimbar
Ket :
o        Hendaknya bacaan takbiran Iedul Adha dipimpin oleh imam setelah sholat fardhu kecuali pada malam hari raya.
o        Jangan dibuat pujian ( bacaan sebelum sholat fardhu )
3.                   Melaksanakan Sholat Iedul Adha.
4.                   Menyembelih Hewan Qurban.
Ket :
            Bagi yang terbiasa melaksanakan puasa tengah bulan ( tgl 13, 14, 15 ) untuk tanggal 13 merupakan hari tasyrik diganti tanggal 16.       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by RemasHidayah